Kamis, 05 Mei 2016

Duka & Suka Menuruni Bukit Telang


Pemandangan dari Puncak bukit Telang


Tak biasa memang jika kita membahas cerita tentang turun gunung, kecuali ada kaitannya dengan politik ato birokrasi.. hehe... Namun pada tulisan kali ini terjadi pada kami kumupan rakyat jelata yang kurang piknik.. hehehe.. maksudnya agar setiap moment harus selalu diceritakan,, agaar menjadi sebuah dokumentasi yang lengkap dan dapat disajikan secara akurat, tajam dan kagak usah dipercaya.... oleh karena itu.. mari simak kisahnya setelah paripurna berikut ini..... heheheh... buset.. harus nunggu sidang kelar kah ni???.. udah ah makin kagak jelas ni tulisan ngaco banget...


Jepretan Terakhir di puncak 



Pokoknya masih dalam nuansa kehausan dan kelaparan tim masih berusaha menuruni bukit dengan penuh perjuangan.. (jarang kan kisah perjuangan menuruni bukit>> hehehe) ini serius lho kita berjuang ..  kami menemui persimpangan jalan yang tidak kami temui sewaktu naik tadi.. Saat melewati simpang 3 kami menghubungi domdom karena rencananya kami tidak akan melalui jalur utama. mencoba jalur lain yang semoga saja merupakan jalan pintas sehingga jarak tempuh semakin pendek.... ini semoga lho.. kami aja belum tau... Mang sany segera menelpon domdom untuk segera turun melewati jalan yang tadi dinaiki.. sementara kami turun melalui jalan lain.. domdom pun menjawab dan segera menuruni bukit bersama kiki.

Menuruni bukit lewat jalur alternatif

Perjalanan turun juga banyak diselingi dengan istirahat kecil dan diisi oleh guyonan khas mang ujang yang selalu mengocok perut sampai lupa bahwa kita lagi kecapean.. pemndangan yang dapat dilihat tak kalah dengan pemandangan di puncak. semuanya hamparan hijau perbukitan dan kebun sawit. Cuaca yang cerah sesuai prediksi makin memberikan warna biru dilangit.. Pos bukit lintang mulai terlihat dari sini, artinya posisi sudah menuruni perbukitan dan berada di kaki bukit. Jalanan menurun yang curam mulai terasa ketika melewati sebuah pudunan yang sangat menjorok sekali.. mang sany sempet bilang untuk berhati hati kepada stim.. namun pada saat dia coba menuruni pudunan tersebut malah dia sendiri yang tigurusuk..dan menimbulkan kegaduhan kecil pada tim yang memang sedang butuh hiburan... biar kagak tegang maksudnya.. hehehe... sebenernya ini aksi disengaja... --ngelesss --

Pemandangan hijau hijauan

Setelah melewati pudunan tersebut.,. tim disuguhkan dengan senugai yang mengalir dengan airnya yang jernih.. disinilah kami beristirahat dan menikmati kesegaran air yang dingin sedingin es cendol elisabeth.. rimbunnya pepohonan yang menutupi sekitar sungai menambah nikmatnya istirahat kami kali ini.. mang ujang malahan sampai babaseuhan tim lainnya mulai membuka makanan ringan untuk sejenak beristirahat melepas lelah.. Disini juga terdengar suara air terjun.. dan ada juga petunjuk arah menuju ke air terjun, namun kami tidak kesana mengingat sudah sangat uyuh dan perlu makanan berat seperti baso tahu, batagor ato kalo perlu batu bata., 

Sumber Air Sudah dekat
Penunjuk arah ke air terjun

Tak jauh memang dari sini menuju ke titik kumpul utama di warung paman musa. tak terasa perjalanan kali ini sangat laur biasa penuh dahaga dan ararateul karena sempat berenang dalam lautan eurih.. Kami tiba di warung paman musa dan disitu sudah menunggu domdom dan kiki yang sedang menyantap mie instan.. nampaknya mereka sudah mulai lapar karena menunggu lama.. hingga abis 2 piring.. hehe.. seteleh saya mendekat ternyata yang abis malah piringnya,,. hehehe.,.,, hadeuh,,,, mungkin dulunya sering tampil jadi kuda lumping.. hehehe...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar