|
The Tanginas at Matang Kaladan |
Beberapa hari sebelumnya The Tanginas sudah merencanakan untuk mengadakan perjalanan selanjutnya dengan destinasi Bukit Matang Kaladang desa tiwingan lama, kecamatan Aranio kabupaten banjar. Bukit ini masih terletak di kawasan Waduk Riam Kanan. Kabarnya persona keindahan di bukit Matang Kaladang / Tiwingan ini tak kalah dengan pesona keindahan Bukit Batas, yang beberapa waktu lalu sempat tim kunjungi. Namun perbedaannya untuk mencapai bukit Matang Kaladan ini tidak memerlukan aktifitas penyebrangan menggunakan kelotok.
Mengetahui hal ini tentu membuat tim merasa yakin dapat mengisi liburan kali ini. Saya (Mang Sany) dan mang rusdi segera berkordinasi untuk menghubungi tim lainnya. Paman wahyu mengkonfirmasi dapat ikut perjalanan kali ini. Namun hal yang disesalkan Mas bowo tidak dapat iku kerena sedang datang bulan.. eh maksud kami.. sedang ada pekerjaan pada saat bulan muncul (shift malam) yang perlu dibereskan atau tepatnya beliau menjalani roster shift 3.Sebelumnya kami sepakat walaupun hanya 3 orang kami akan tetap berangkat. Saya dan Mang Rusdi mencoba untuk menghubungi rekan - rekan lain yang memang ingin ikut dalam perjalanan kami kali ini.
Beberapa hari menjelang keberangkatan Mang Rusdi mengabarkan bahwa ada 2 orang temannya yang akan ikut yaitu Ebi dan Widi. Tim kali ini terkonfirmasi berjumlah 5 orang yaitu saya (Sany) mang Rusdi, Paman wahyu, Ebi dan Widi. Sebelumnya saya memang sudah mengenal Ebi dimana Saya Rusdi dan Randi pernah tergabung dalam Band yang pernah latihan bareng. Ebi dan Widi satu kantor dengan mang Rusdi dan paman Wahyu. Kami segera mengatur jadwal untuk titik kumpul dan waktu keberangkatan.
Hari keberangkatan sudah tiba, kami berkumpul pada pukul 5.30 di tempat seperti biasa simpang 3 loktabat banjarbaru. Setelah semua tim terkumpul kami mulai start pada pukul 05.45. Melewati jalan yang sama dengan trip sebelumnya yaitu arah Waduk Riam kanan. Perjalanan kali ini terasa dingin yang cukup menusuk. Tak lupa kami juga berbekal nasi bungkus, seperti biasa untuk nanti sarapan saat tiba di lokasi. Perjalanan yang ditempuh tidak lebih dari 45 menit karena memang pada jam keberangkatan memang masih sangat sepi dari aktifitas perekonomian di daerah tersebut. Jalanan berkabut kami lewati. sudut pandang yang dekat membuat laju kendaraan harus sedikit melambat.
|
Term & Condition for visitior |
Kurang lebih 45 menit perjalanan kami berlalu hingga samapai di kaki daerah desa tiwingan lama. Menurut info bukit tersebut tak jauh dari dermaga tempat kami naik kelotok kemarin. Kami bertanyapada warga sekitar untuk mengetahui akses menuju lokasi bukit. setelah bertanya sana sini kami ditunjukan ke rah bawah menuju jembatan. Namun belum apa - apa udah kesasar ke rumah warga, hingga harus bertanya lagi kesana kemari untuk menemukan jembatan tersebut.
|
Dermaga Riam Kanan |
|
Tim Melewati Jembatan Desa Tiwingan Lama |
|
Gapura Wisata Desa Tiwingan Lama |
Tak lama kemudian jembatan tersebut terlihat, dan kami sadari bahwa kami memang salah masuk sehingga terlalu
puputeran disekitar desa. Dari jembatan dapat dilihat pintu /gapura yang menunjukan ucapan selamat datang di wisata bukit matang kaladan. Untuk masuk tentu harus melapor dulu sama sepuh disini yang biasanya merangkap sebagai penarik iuran untuk pengelolaan sekitar kawasan. kami menemukan meja tempat pelaporan dan pembayaran namun belum ada penjaganya. lkami hanya menemui beberapa anak - anak yang sedang bermain. Mungkin paman penjaganya tidak tanginas ya.. hehe.. ato mungkin masih berdzikir di mesjid sehingga belum kembali ke tempat jaga nya.. setelah menunggu beberapa saat, paman penjaga tak kunjung datang. Kami memutuskan untuk membayar pada akhir perjalanan saja.
|
Anak -Anak Sekitar Desa |
|
Petunjuk Arah to Matang Kaladan |
|
Tim Mulai Mendaki |
Pendakian dimulai, dari papan informasi yang diperoleh bukit tidak terlalu jauh hanya sekitar 2-3 km saja. Paman rusdi dan tim segera mengawali upaya pendakian bukit ini. Dimulai dengan melewari rumah warga, dilanjutkan ke perkebunan warga. hingga mulai ke alam lepas dan semakin terasa bahwa track kali ini cukup menanjak dan sangat curam. Dengan sudul elevasi kemiringan sekitar 70 derajat. tentu akan sedikit menyulitkan karena memang cukup
nanjak. Namun tentu itu bukan halangan bagi tim. justru ini merupakan tantangan yang harus kami lewati. Mengingat jarak yang tak begitu jauh, rasanya bukan hal yang sulit untuk melakukan pendakian ke bukit matang kaladan ini.
|
Tim Rehat Sejenak (Mang Rusdi , Widi dan Ebi) |
|
Mulai Uyuh (Paman Wahyu,Widi, Mang sany ,dan Ebi) |
|
|
Sedikit Arahan Dari Paman Wahyu mengenai teknik pendakian |
Perjalanan sudah sekitar 15 menit berlalu, kami memutuskan untuk berhenti sejenak dan
ngarenghap karena memang jalurnya cukup curam dan kami d=sudah lumayan tinggi. kami berfoto sejenak untuk mengabadikan prosesi pendakian bukit ini. hehehe.... Kami lanjutkan perjalanan kabut mulai menyelimuti dan sedikit mengganggu jarak pandang yang jadi semakin pendek. Untungnya pengelola bukit telah menyediakan tambang dan akar - akaran sebagai alat bantu pendalkian. Dan semua ini sangat berguna sekali dalam pendakian. Langkah kami semakin jauh semakin tinggi, kabut yang menyelimuti juga semakin tebal. Rasanya seimbang antara kabut yang dingin dan keringat yang menetes atas usaha yang kami keluarkan untuk mendaki bukit ini.
|
Tersedia Alat Bantu secara cuma -cuma |
|
Paman wahyu memberikan arahan teknik penggnaan alat bantu pendakian |
|
Mang Sany yang mulai merasa uyuh banar |
Langkah demi langkah terus dilakukan, dan selalu diiringi dengan istirahat, karena memang jalurnya yang langsung menanjak tanpa ada kelokan seperti menaiki bukit pada umumnya.. hehe Tapi sejauh ini perjalanan terbilang lancar dan sangat penuh dengan tantangan. Jika dibayangkan apabila menelusuri jalan ini pada saat hujan akan sangat menyulitkan dan cukup berbahaya, mengingat jalurnya yang curam, sedikit saja terpeleset anda akan terguling hingga ke dasar, Sehingga harus berhati - hati jika mengunjungi bukit ini pada musim hujan.
|
Pemandangan yang masih tertutup kabut |
35 menit pendakian berlalu dan pemandangan masih tertutup dengan kabut. Hilir mudik suara kelotok terdengan dari kejauhan. Matahari masih belu mmenampakan sinarnya. Ilalang yang masih menahan air embun masih belum memberikan tanda bahwa kami sudah mencapai puncak. Masih harus mengeluarkan energi yang ekstra untuk tetap konsisten pada jalur dan agar agar tidak terpleset. Sesekali kami melakukan sedikit candaan dan obrolan ringan untuk lebih rileks dan santai saat melewati jalan. Bendera merah putih mulai terlihat dari kejauhan. Nampaknya puncak akan segera dicapai.
|
Mang Sany berfoto sekitar puncak |
|
Situasi di puncak yang masih tertutup kabut |
Benar sekali bendera merah putih berkibar di sekitar puncak bukit kami langsung menghapiri bendera dan berkumoul sekitar situ. Ada yang langsung berfoto dan sisanya ada yang ke puncak untu kmelihat pemandangan dari puncak. Namun tim haru sedikit kecewa karena kabut yang tebal masih menutupi pemandangan ke arah waduk riam kanan sehingga belum bisa menikmati keindahan dari puncak bukit matang kaladan. Tim akhirnya memutuskan untuk membuka bekal terlebih dahulu sambil nunggu kabut mulai naik. Dari sekitar puncak terlihat ada bangunan warung yang tutup dan mungkin saat itu tidak beroperasi. Kami menuju warung tersebut untuk membuka bekal nasi bungkus kami. Sambil menunggu kabut turun rasanya mengisi perut adalah alternatif terbaik. hehehe...
|
Pemandangan asih tertutp kabut |
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar