Sabtu, 26 Maret 2016

Perjalanan lanjutan The Tanginas menuju Danau Biru Pengaron



Danau Biru Pengaron
     Setelah lelah melakukan pendakian ke bukit matang kaladan tim kembali melanjutkan perjalanan menuju ke danau biru pengaron. namun sebelumnya tim beristirahat sejenak di sekitar sungai kembang untuk melepas lelah. Tadinya tim mau turun ke sungai, tapi karena lelah kami hany dudyk aja di pos jaga sungai kembang. waktu tak terassa sudah mulai siang tim segera melanjutkan perjalanan menuju ke pengaron. tapi ban motor mang sany terlihat kurang angin. tadinya mau ditiup langsung tapi kami sepakat untuk mencara tukang tambal ban untuk menyerahkan kejadian tersebut kepada ahlinya. Tak jauh kami menemukan bengkel tambal dan langsung di cuss..

     30 menit sudah kami meninggalkan kawasan mandiangin dan berbelok menuju jembatan astambul. tapi masalahnya kami ngga tau jalan menuju jembatan tersebut.. hehe.. tapi namanya bukan the tanginas kalo tidak ngaprak.. jadi kami lanjut terus ampai ketemu tuh jembatan astambul. mengambil jalan melalui bincau kemudian tembus ke arah martapura. kami nanya - nanya warga sekitar untuk menemukan jembatan astambul. kami sengaja melawati jalan ini karena merupakan jalan tedekat menuju ke pengaron tanpa harus melewati pasar martapura. 

     Setelah 2x kesasar karena salah belok. tim akhirnya menemukan jembatan astambul yang menjadi akses penghubung jalan yang terpisah oleh sungai martapura. Setelah melewati jembatan tersebut, tim langsung tancap gas menuju ke pengaron. perjalanan ke pengaron kurang lebih 40 menit melewati matraman untuk sampai di simpang 4 pengaron. Paman wahyu rupanya sudah nundutan di motor karena mungkin dia mulai lelah.. hehehe... 

    Setelah sampai di simpang 4 pengaron kami langsung belok kanan dan lurus terus hingga menemui simpang 4 jembatan ke arah jalur tambang. dari simpang 4 pengaro nsampai ke jembatan ini sekitar 15 menit. memang tidak terlalu lama karena sudah cukup dekat. setelah menemukan jembatan tersebut kami langsung masuk ke jalur tambang jalurnya tidak cocok untuk ban motor saya (mang sany) yang baru di cuss.. tapi apa boleh buat harus terus melaju. Jalanannya cukup menguras tenaga motor ini yang napasnya mulai sesak., hehhe.. Menurup mang rusdi biasanya di dekat jembatan itu ada orang berjaga yang meminta retribusi parkir sebesar 5000 perak.. tapi kali ini kami tidak menemukannya.. kami menemui danau biru juga yang kecil.. mungkin ini versi mini nya ya.. terlihat sekali hutan sawit dan karet di sekitar jalur ini.. ternyata kita sudah di kalimantan yang katnaya hutan itu.. hehehe.
Danai Biru kecil
Jalan menuju danau
Pemandangan sekitar jalan

Jalan menuju danau
     Setelah jalan yang begitu sae pisan kita lewati akhirnya menemukan warung yang menandakan danau biru pengaron tepat di sebrang bawah warung tsb. kami mengisi perut dulu karena mulai kukurubukan dari tadi belum diisi. sambil bernaung di warung tsb kami membeli beberapa cemilan dan minuman.. sempat juga saya berbincang dengan beberapa karyawan tambang di sekitar situ yang juga beristirahat di warung tsb. mulai memasuki tengah hari yang panas mentrang kami bersiap untuk turun ke danau.  tak jauh memang hanya beberapa langkah saja.
Cekrek dulu.. ngetest kamera.
Persiapan tim berfoto disekitar danau
Paman wahyu yang sedang ngiuhan ditemani kucing kesayangannya

Danau biru dilihat dari atas
     Setealah beberapa langkah kami berjalan mulai terlihat indahnya danau biru pengaron ini. warna birunya begitu muncul dan terang benderang seperti pantulan dari warna langit. Beruntung sekali kami berkunjung saat cuaca cerah dan saat panas mentrang seperti ini. jadi warnanya full services. Widi dan ebi langsung meluncur ke vawah untul sedikit berteduh di antara bebatuan.. Turun nya haru berhati hati karena bebatuan ini cukup tajam dan kami hariwang terpeleset kemudian titotog. Oke nanti dilanjut lagi pada posting berikutnya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar