We are ngingkig before the sunrise & bulikan before sareupna..
Jumat, 25 Maret 2016
Bukit Matang Kaladan saingan berat Bukit Batas
Bukit Matang Kaladan
Setelah kabut mulai naik, pemandangan mulai terlihat jelas.
Tim melakuka pemansan ringan sebelum ber-eksis melakukan pemotretan. Mulai dari
senam wajah hingga latihan senyum-senyum sendiri.. hhha (just kidding). Tapi beneran
serius pas kabut udah mulai naik pemandangan yang disajkan bukit matang kaladan
ini sungguh sangat emejing sekali. Hijau perbukitan birunya langit dan
bendungan riam kanan memberikan perpaduan warna yang pas. Jepretan kamera kali
ni mampu mengabadikan dengan baik apa yang kami lihat pada saat itu.
Kabut Mulai Naik
Pemandangan mulai terlihat
Bukit yang tak terlalu tinggi ini memang menyajkan
pemandangan yang tak kala dengan bukit batas,dimana pada perjalanan sebelumnya
kita sudah mengujunginya. Bisa dibilang bukit matang kaladan ini merupakan
saingan terberat bukit batas dalam pesona keindahanya. Karena hingga saat ini
masih belum ada saingan terberat utuk menduduki peringkat KW supernya raja
ampat versi kalsel ini. Btw mohon maaf pemirsa ini tim udah mulai panas buat
difoto. Kita lat aja dulu jepretannya.
Mang Rusdi
Paman Wahyu
Mang Sany
Widi
Ebi
The Tanginas at Bukit Matang Kaadan
Setelah puas panas – panasan sambil poto potoan. Tim masih
penasaran dengan yang ada di ujung bukit. Karena masih ada jalan setapak menuju
ujung bukit. Wah siapa tau pemandangan disana juga cukup indah. Tim meneruskan
mengikuti jalan setapak menuju ujng bukit utuk memastikan tak ada moment di
bukit batas yang kami lewatkan.eh tunggu bentar ternyata ada 2 rekan kita yang waktu 17an kemaren gak ikut upacara di kelurahan. jadi mereka menerima hukuman untuk dijemur sambil hormat bendera.
Widi yang mulai kepanasan karena udah dijemur
Setelah mencapai ke ujung, bukit batas masih menyajikan
kendahan yang emejing. Hamparan bukit hijau terbetang sejauh mata memandang. Dan
lengkap sudah perjalanan kita di bukit matang kaladan karena hari mulai siang, terik
matahar mulai tak dapat dilawan, kami memutuskan untuk turun bukit. Peralanan yang
begitu singkat dengan hasil yang begtu luar biasa. Sungguh ekonmis sekali
bukan? Hehehe.. (lagian tadi masuknya belum bayar juga.)
Pemandangan diujung puncak bukit
Ebi dan widi
Mang Sany
Menurut info dari rekan – rekan seperjuangan iasana para
pengunjung yang hendak ngecamp disini pergi pada hari libur atau weekend. Dan biasanya
mereka naik pada waktu sore hari untuk bermalam dipuncak kemudian pulag pada
pagi hari. Tentu berbeda sekali style nya dengan the tanginas yang selalu
mengadakan dugdag trip.
Pemandangan saat perjalanan menuruni bukit
Kami mulai menuruni bukit, dan ternyata menuruni bukit juga
memerlukan energi ekstra karena meelsuri jalan yang mudun kan mengakibatkan
kaki kita menahan berat adan keseluruhan. Sehingga perlu berhati – hati agar
tda tuturubun hingga akhirna nyksruk. Pokonnya bikerpul.
Turun juga harus bikerpul
Turun juga perlu energi
Setelah sampai dibawah kami segera menemui pos penjagaan karena belum melapor dan membayar tiket masuk. Mang rusdi selaku kabaghumas melakukan perbincangan secara formal bersama penjaga pos untuk memastikan kedatangan kami tidak mengusik dan tidak melanggar term and condition yang sudah ditetapkan. Perjalanan berakhir. namun yang masih menjadi misteri di tiketnya tertulis "BUKIT MATANG TELADAN" dan sebagai kata perpisahan mang rusdi mengabadikan foto depan gapura selamat datang. hehehe..
Pertemuan dengan penjaga pos
Misteri tiket masuk
Suasana dermaga riamkanan pas kami pulang
Mang Rusdi pidato penutupan
Ada nih video dukumenter singkat the tanginas di Bukit Matang Kaladan
Eh tapi kabarnya masih akan dilanjut ke Danau Pengaron.. Bersambung dulu aja ya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar